Langsung ke konten utama

WONDER (Movie)

You can’t blend in when you were born to stand out


beartooththeatre.net

#ChooseKind 
Sebuah Rekomendasi untuk orangtua, anak, kakak, atau adik... atau siapa saja.
Sebuah film untuk mengkayakan jiwa dan nurani.
Beberapa minggu sebelum film ini tayang di Indonesia, saya sudah bolak-balik melihat thriller-nya di kanal Youtube... dan selalu mendadak merasa panas di mata diikuti dengan kondisi macam Bendungan Katulampa siaga 3. Yeah, saya memang melow-an gitu orangnya :)

Jadi ketika akhirnya film ini masuk di bioskop, tidak ada lagi yang saya tunggu... dengan harapan yang sangat tinggi. Terlebih film ini memasang beberapa nama besar yang pasti Anda kenal baik, Julia Roberts, Owen Wilson, dan Mindy Patinkin (saya fans-nya sejak peran Jason Gideon-nya di Criminal Minds). 

Bahkan karena film ini diangkat dari buku cerita berjudul sama karya R.J Palacio yang terkenal, harapan saya terhadap film ini semakin besar.

.....

August “Auggie” Pullman sejak lahir menderita "mandibulofacial dysostosis,"  karenanya ia harus melewati puluhan operasi untuk memperbaiki kondisi wajah dan memaksimalkan kerja seluruh indera yang ada di kepalanya. Sejak kecil ibunya, Isabel Pullman (diperankan dengan apik oleh Julia Roberts),  menyekolahkannya di rumah, dan mengorbankan pendidikan tingginya. 
Ketika Auggie naik ke kelas lima, ibunya menyadari sudah saatnya puteranya bersekolah di sekolah umum dan bersosialisasi dengan orang lain selain keluarganya. Ini keputusan yang berat untuk Isabel, Nate (ayah Auggie), Via (kakak Auggie)... dan tentu saja Auggie sendiri. 
Adegan ketika Isabel, Nate, dan Via mengantarkan ke sekolah baru Auggie. Upaya Isabel melepaskan puteranya pertama kali ke sekolah umum... Dialog dua jagoan dan ketika Nate melepaskan topeng astronot Auggie... serta bisikan penuh motivasi Via untuk adik tersayangnya... Ini adalah deretan adegan film yang membuat saya terpaksa mengelap air mata yang mulai nongol di ujung mata (bendungan siaga 1, jenderal!).
Auggie memulai petualangan barunya di sekolah dengan susah payah, melewati hari-hari penuh perundungan, cibiran, tidak ada yang menghargai kepandaiannya yang luar biasa selain para guru. Hingga ia berkawan akrab dengan Jack Will yang merubah hari di sekolah yang seperti neraka menjadi jauh lebih mudah dan menyenangkan. Tapi persahabatan itu tidak berlangsung lama, ketika Auuggie tak sengaja mendengar pembicaraan Jack dengan Julian.
Auggie tidak berjuang sendiri, setiap anggota keluarga Pullman juga berjuang dengan caranya masing-masing. Via, sang kakak, yang selalu menjadi sosok pendukung terbesar Auggie selama hidupnya, harus selalu berjuang untuk bisa mandiri. Via sadar betul betapa beratnya beban orangtuanya membesarkan Auggie. 

Ibu dan ayah Auggie yang seperti berputar di sekitar matahari Auggie akhirnya berjuang mengembalikan masa-masa yang mereka lalui hanya dengan fokus kepada putera mereka. Isabel yang melepaskan kesempatannya mendapatkan gelar pendidikan tinggi, meninggalkan tesisnya yang tersimpan dalam disket tua... hingga kini tak ada lagi file yang bisa bertahan, karena perubahan era dari disket ke flash disk. Nate, yang harus menjadi penengah untuk seluruh keluarga. Yang harus mampu menambal lelah istri, dan harus membagi perhatiannya pada Via yang berada di masa remaja sulit. 

Dan masih banyak lagi kisah di dalam kisah Auggie yang dipaparkan dengan indah dan sederhana. Seperti perjuangan untuk mendapatkan sahabat sejati... perjuangan untuk diterima lingkungannya sambil terus membawa beban kenyataan bahwa ia takkan pernah diterima dengan baik oleh siapa saja hanya karena penampilannya yang tidak rupawan. 

---

Saya menghabiskan 113 menit dengan dada selalu merasa sesak, mata bolak-balik siaga 3 dengan tisu terkepal saja di tangan, kehangatan yang terasa di sepanjang durasi film. Dan saya keluar dengan SANGAT PUAS.

Saya keluar dari studio dengan merasa kaya secara batin dan nurani. 113 menit saya dengan mudah diajak untuk berempati dengan kondasi "khusus" seperti Auggie... diajak berempati sebagai orangtua seperti Isabel dan Nate... diajak memahami bahwa tidak akan pernah mudah jadi Via, seandainya tidak memiliki hati yang sangat besar dan luas seperti gadis remaja ini. Saya diajak memahami perasaan dan posisi Jack Will yang terpojok, dan kemurnian hati Summer. Bahkan diajak berempati dengan akhir tak menyenangkan yang terpaksa dialami Julian karena sikapnya pada Auggie.

Saya merasa kaya dengan pemahaman akan pentingnya pendidikan dan strategi pendidikan yang tidak biasa. Saya dibuat jatuh cinta dengan gaya sekolah Auggie mentransfer muatan pendidikan. Betapa setiap guru, Mr. Brown dan guru science favorit Auggie (saya lupa namanya) menampilkan metode pembelajaran yang tidak konvensional dan mengajak anak didik berpartisipasi aktif. Saya juga sangat bangga dengan gaya kepamimpinan Mr. Tushman, sang kepala sekolah, yang sangat bijaksana dan selalu melakukan pendekatan personal yang baik kepada anak-anak. Mr. Tushman juga memberikan pembelajaran yang luar biasa dalam menghadapi anak dengan orangtua arogan, seperti orangtua Julian.

Bahkan saya pada akhirnya tidak bisa membenci Julian yang sepanjang cerita digambarkan sebagai sosok antagonis yang menyebalkan. He pay what he did... penyesalan dan kesedihan karena buah dari perbuatannya membuat ia harus meninggalkan sekolah yang ia sukai, terus terang agak membuat saya tercekat.

Siapapun Anda, akan dibuat memahami betapa jahatnya perisakan (bullying), akibatnya pada korban. Dan betapa sekolah digambarkan memberikan "zero tolerance" untuk kasus bullying di sekolah. Semua dibuat singkat, praktis, dan mudah dipahami, bahkan bagi anak usia 8 tahun, seperti Nadine.

Catatan: Buat Anda, yang mengharapkan sebuah film yang bombastis atau dengan gaya cerita yang kuat, maka film ini akan terasa sangat membosankan. Saran saya sih, mind set menonton harus diatur untuk memahami kisah yang sederhana dengan muatan pembelajaran luar biasa. Bukan sekedar mencari hiburan yang kental.

Film ini saya rekomendasikan untuk anak-anak usia 10 tahun ke atas (8/9 tahun juga sudah bisa sih... tergantung karakter anak), Anda para orangtua, dan khususnya para pendidik. 

And finally, when you have to choose between being RIGHT or being KIND ... I #ChooseKind 


FB: WonderTheMovie


  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Handy Manny (TV Series)

MNC TV (Setiap hari 06.00 WIB) Disney Junior (Indovision, Ch. 43), (Telkomvision, Ch. 203), (Aora, Ch. 32) Rekomendasi usia: 4-8 tahun "Hola, Handy Manny Repair Shop... you break it... we fix it!" Let's meet Manny and his tools... yes! Manny Garcia is a handy man.  Apa yang membedakan Manny dengan tukang pada umumnya? 1. His tools can talk! (literally!) 2. He speaks bilingual (Bahasa Inggris dan Bahasa Spanyol), bahkan bila Anda menyaksikan versi dubbing MNC TV. Maka yang Anda temukan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Spanyol. 3. He's a good friends. Hal ini agak melepaskan pandangan kita dari sosok para tukang yang selalu dianggap sebagai buruh, yang kasar dan tidak terlalu berpendidikan. Manny knows a lot... about everything, dan tidak congkak untuk membagi pengetahuannya, serta ringan tangan. That's why the whole city loves him.  4. He can sing :) and plays guitar... bahkan penyanyi yang cukup baik, hingga kerap diminta mendampingi musus ter

Cloud Bread (TV series)

Sensor Tower Sebuah Rekomendasi: Ayo berkunjung ke dunia Hongbi dan Hongshi... belajar berbagai hal sederhana sambil makan Roti Awan. Beberapa saat yang lalu, saya berkesempatan menjadi bagian dari sebuah penelitian yang dilakukan kantor saya Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA-Kidia) dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA). Saya bertugas menganalisis program anak di Televisi Nasional Indonesia yang tayang pada tahun 2017 dan sebelumnya. Singkatnya sih, pekerjaan saya adalah nonton semua rekaman program TV anak sampai mau muntah, menganalisis, dan menentukan apakah muatannya memang laik atau tidak untuk anak. Sebenarnya sih ini memang pekerjaan saya di YPMA-Kidia. Hanya saja, yang biasanya saya melakukan ini sambil santai, kali ini saya diberi tenggang waktu yang luar biasa singkat. Itu sih sebenarnya yang bikin muntah... Eh , kenapa saya jadi curhat ya? But, thanks to this project.... I finaly meet Hongbi dan Hongshi, kakak beradik cil

"Digital Natives Vs Digital Immigrants Vs Digital Retards"

Apa sih Digital Native itu? Beberapa ilustrasi ini akan mempermudah Anda untuk memahaminya. Lucu ya... Putra/putri kita yang lahir di era digital/teknologi (tahun '90-an) secara alami memahami teknologi dalam diri mereka, mudah sekali terbiasa dengan segala alat berteknologi modern mulai TV hingga ponsel cerdas... adalah Digital Natives. Kita yang lahir di era CD, kaset, ponsel, TV tabung (tahun '70-'80an) adalah generasi Digital Immigrants, yang harus agak bekerja keras (berusaha membiasakan) dengan segala teknologi modern seperti komputer, smart TV, hingga smart phone. Orangtua kita yang lahir di era '40-'60an adalah Digital Retards dengan kata lain, seperti kata karakter di atas, satu-satunya teknologi yang dipahami hanyalah "pemanggang roti" ;p Cenderung enggan berurusan dengan komputer dan alat digital lainnya, dan hanya menggunakan handphone sebatas untuk bertelpon atau maksimal SMS. Ini ilustrasi lain yang membedakan Digit