Siapa yang tidak kenal Shaun si domba jahil yang cerdik. Dan sekarang ia mampir di layar lebar dalam film berdurasi 98 menit.
Saya sih memang tidak berharap banyak ketika mengajak Nadine nonton film ini di bioskop. Baik saya maupun Nadine sama-sama sadar kualitas serial keponakan Shaun, "Timmy", jauh lebih menarik secara eksekusi dan detail. Jadi sejak awal kami sendiri memang tidak terlalu menyukai serial "Shaun The Sheep".
Masih berkisah tentang kehidupan sehari-hari Shaun dan hewan lainnya di peternakan, dan masih tetap film bisu, tanpa dialog. Hanya ada suara latar dan musik latar, atau mungkin yang bisa menghibur hati adalah akapela a la Shaun dan para domba yang ingin menghibur Timmy kecil.
Selebihnya adalah kisah Shaun dan teman-temannya mengembalikan sang peternak yang tak sengaja terbawa ke kota bersama karavannya, lalu hilang ingatan, dan mendadak menjadi hair stylist of the year karena kreasi potongan rambut a la Shaun.
Shaun dan teman-temannya menantang bahaya datang ke kota yang tak ramah hewan, berusaha menemukan majikan tercintanya kembali ke peternakan. Bahaya besar di sini adalah keberadaan Trumper, petugas penangkap hewan yang ambisius, yang siap menjebloskan hewan liar mana pun ke penjara.
Lucu sih melihat polah tingkah para domba yang menyamar menjadi manusia, mencoba makan di restoran dan meniru polah-tingkah selebriti yang juga kebetulan sedanh bersantap di restoran yang sama. Lucu juga melihat tingkah konyol para domba yang kerap berbuat salah.
Tapi ya hanya sebatas itu. Selebihnya saya (dan Nadine) merasa film ini 'garing'. Tidak ada greget ketegangan, semangat, dan keharuan yang kerap kita lihat dari film anak layar lebar lain. Alpanya dialog tidak dibarengi dengan plot cerita yang luar biasa yang bisa membuat anak termotivasi untuk tetap duduk menikmati film.
Nadine saja kerap bertanya apa filmnya masih lama... Dan kerap mendesah kebosanan... Apalagi saya!
Ada sih momen yang diharap bisa membangun keharuan, ketika si peternak yang hilang ingatan mengusir Shaun di salon. Shaun yang tak habis pikir kerap menengok sambil berlari dan menitikkan air mata. Itu saja! Ada juga persiapan besar para domba dalam merealisasikan ide Shaun mengembalikan ingatan sang peternak. Tapi ya begitu saja... Datar! Begitu pula saat Trumper yang dendam kesumat berusaha melempar gudang berisi Shaun, pasukan, dan peternak jurang tambang. Yang menurut saya, daripada dikatakan 'menegangkan' lebih cocok disebut 'menyeramkan'.
Saya justru menyukai kisah persahabatan dan kerjasama Shaun dengan seekor anjing liar bergigi aneh. Begitu sederhana dan kaya makna, dan dieksekusi dengan gaya bercerita yang tepat dan ending yang luar biasa.
So, here we are unsatisfied people
Sorry Shaun, you failed to nail it.
Sorry Shaun, you failed to nail it.
http://www.familiesonline.co.uk |
Komentar
Posting Komentar