Sambil menonton TV, seorang anak menarik rok ibunya, "Ma, liat deh!! Aku mau dong!!"
Atau ketika menemani ibunya berbelanja di supermarket, anak-anak tiba-tiba berkata sambil menunjuka makanan ringan atau permen, "Bu, beli yang itu aja! Itu kan yang ada di TV"
Rasanya ilustrasi macam itu sering dialami Ibu-Bunda-Mama alami.
Tahukah Anda, pada anak-anak batita dan bayi yang belum memahami muatan TV, iklan adalah tayangan paling menarik yang pernah ia tonton. Kenapa?
Karena tampilan iklan biasanya dibuat dengan warna mencolok, menarik, teknik pengambilan gambar yang ekstrim (biasanya close-up, paling jauh medium close-up), para model yang biasanya memiliki penampilan menarik, dan tentu saja... yang paling penting... jingle yang menarik dan mudah diingat (bahkan oleh anak-anak yang belum fasih berkata-kata).
Bukan hanya, itu iklan produk anak-anak biasanya mendominasi acara yang memang diperuntukkan bagi anak, misal: Dora The Explorer, SpongeBob Squarepants & Naruto (NOTE: actually, these cartoons not for early age children!), Doraemon, dll. Dan lebih dari itu, iklan untuk anak biasanya didominasi oleh produk pangan, yang umumnya (lagi!) bernilai gizi rendah, tidak mengandung dan memperkenalkan sayur dan buah, serta memiliki kadar gula sangat tinggi, seperti iklan makanan ringan, soft-drink, junk-food, dll.
Ingat! Anak-anak adalah spons kering yang menyerap hal-hal yang menarik perhatiannya, jadi jangan heran bila tiba-tiba, tanpa angin-hujan, di supermarket ia melihat dan akhirnya meminta produk yang dilihatnya di TV.
Iklan produk pangan inilah yang pada umumnya, membuat anak-anak betah berlama-lama di depan TV sambil ngemil, memilih makanan yang tidak berguna bagi tubuh dan meningkatkan kemungkinan obesitas pada anak. Jadi, kadangkala apabila anak Anda sudah mengalami obesitas, salah satu yang dianjurkan dokter bukan hanya diet "makan" , namun juga "diet TV".
Ingat juga! Anak-anak bukanlah orang dewasa mini, yang memahami cara kerja iklan seperti kita. Jadi bila mereka meminta segala hal yang semata-mata dilandasi atas ketertarikannya pada iklan, jangan salahkan mereka. Dan menjelaskannya dengan perdebatan panjang di supermarket bukanlah solusinya (hihihi... saya sering melihat ibu-ibu yang memarahi anaknya di supermarket "kamu jangan kemakan iklan. Itu boong! bla... bla... bla...)
Mengurangi jam menonton anak adalah salah satu solusi yang baik, namun, kadang Anda bingung, apa yang harus dilakukan, apabila tayangan yang Anda pikir sudah cukup baik, tapi disisipi oleh iklan-iklan produk yang tidak berkenan menurut Anda. Lalu apa yang Anda bisa lakukan? Matikan Saja Suaranya. Tekan tombol "mute" selama jeda iklan. Percayalah, iklan akan kehilangan pesonanya ketika suaranya hilang.
Jadikan ini sebagai kebiasaan bersama, atau syarat mutlak bagi anak-anak untuk menonton TV.
Bila anak Anda sudah cukup besar untuk diajak berdiskusi, ajarkan mereka untuk "melek iklan" --- ini adalah kemampuan untuk melihat iklan dengan "mata terbuka" dan kritis. Ajak mereka mengkritik iklan, iklan pada umumnya sengaja dibuat "lebay" dan tak masuk akal, ini adalah bahan kritik awal. Lalu seiring dengan waktu, ajarkan mereka untuk mengenali teknik efek iklan, misalnya, mengapa rambut para pemeran iklan shampo selalu terlihat sangat hitam dan berkilau (pssst... itu karena rambut mereka di highlight ungu dulu), atau bagaimana bulir-bulir es di botol minuman dingin terlihat sangat menggugah.
Kemampuan melek iklan di atas, akan sangat membantu anak-anak di kemudian hari, hingga mereka selalu menjadi anak yang kritis, konsumen yang cerdas, dan tentu saja bukan "korban (budak) iklan".
Semoga berguna.
Atau ketika menemani ibunya berbelanja di supermarket, anak-anak tiba-tiba berkata sambil menunjuka makanan ringan atau permen, "Bu, beli yang itu aja! Itu kan yang ada di TV"
Rasanya ilustrasi macam itu sering dialami Ibu-Bunda-Mama alami.
Tahukah Anda, pada anak-anak batita dan bayi yang belum memahami muatan TV, iklan adalah tayangan paling menarik yang pernah ia tonton. Kenapa?
Karena tampilan iklan biasanya dibuat dengan warna mencolok, menarik, teknik pengambilan gambar yang ekstrim (biasanya close-up, paling jauh medium close-up), para model yang biasanya memiliki penampilan menarik, dan tentu saja... yang paling penting... jingle yang menarik dan mudah diingat (bahkan oleh anak-anak yang belum fasih berkata-kata).
Bukan hanya, itu iklan produk anak-anak biasanya mendominasi acara yang memang diperuntukkan bagi anak, misal: Dora The Explorer, SpongeBob Squarepants & Naruto (NOTE: actually, these cartoons not for early age children!), Doraemon, dll. Dan lebih dari itu, iklan untuk anak biasanya didominasi oleh produk pangan, yang umumnya (lagi!) bernilai gizi rendah, tidak mengandung dan memperkenalkan sayur dan buah, serta memiliki kadar gula sangat tinggi, seperti iklan makanan ringan, soft-drink, junk-food, dll.
Ingat! Anak-anak adalah spons kering yang menyerap hal-hal yang menarik perhatiannya, jadi jangan heran bila tiba-tiba, tanpa angin-hujan, di supermarket ia melihat dan akhirnya meminta produk yang dilihatnya di TV.
Iklan produk pangan inilah yang pada umumnya, membuat anak-anak betah berlama-lama di depan TV sambil ngemil, memilih makanan yang tidak berguna bagi tubuh dan meningkatkan kemungkinan obesitas pada anak. Jadi, kadangkala apabila anak Anda sudah mengalami obesitas, salah satu yang dianjurkan dokter bukan hanya diet "makan" , namun juga "diet TV".
Ingat juga! Anak-anak bukanlah orang dewasa mini, yang memahami cara kerja iklan seperti kita. Jadi bila mereka meminta segala hal yang semata-mata dilandasi atas ketertarikannya pada iklan, jangan salahkan mereka. Dan menjelaskannya dengan perdebatan panjang di supermarket bukanlah solusinya (hihihi... saya sering melihat ibu-ibu yang memarahi anaknya di supermarket "kamu jangan kemakan iklan. Itu boong! bla... bla... bla...)
Mengurangi jam menonton anak adalah salah satu solusi yang baik, namun, kadang Anda bingung, apa yang harus dilakukan, apabila tayangan yang Anda pikir sudah cukup baik, tapi disisipi oleh iklan-iklan produk yang tidak berkenan menurut Anda. Lalu apa yang Anda bisa lakukan? Matikan Saja Suaranya. Tekan tombol "mute" selama jeda iklan. Percayalah, iklan akan kehilangan pesonanya ketika suaranya hilang.
Jadikan ini sebagai kebiasaan bersama, atau syarat mutlak bagi anak-anak untuk menonton TV.
Bila anak Anda sudah cukup besar untuk diajak berdiskusi, ajarkan mereka untuk "melek iklan" --- ini adalah kemampuan untuk melihat iklan dengan "mata terbuka" dan kritis. Ajak mereka mengkritik iklan, iklan pada umumnya sengaja dibuat "lebay" dan tak masuk akal, ini adalah bahan kritik awal. Lalu seiring dengan waktu, ajarkan mereka untuk mengenali teknik efek iklan, misalnya, mengapa rambut para pemeran iklan shampo selalu terlihat sangat hitam dan berkilau (pssst... itu karena rambut mereka di highlight ungu dulu), atau bagaimana bulir-bulir es di botol minuman dingin terlihat sangat menggugah.
Kemampuan melek iklan di atas, akan sangat membantu anak-anak di kemudian hari, hingga mereka selalu menjadi anak yang kritis, konsumen yang cerdas, dan tentu saja bukan "korban (budak) iklan".
Semoga berguna.
Komentar
Posting Komentar